 | |  | |  | | |
| | | [navigasi.net] Tempat Bersejarah - Gua Jepang + Belanda Pemandangan bagian luar dari pintu masuk objek wisata Gua Belanda | |  | |  | Berada didalam Taman Hutan Ir. Juanda - Bandung, terdapat dua buah
gua bersejarah. Dua buah gua yang hanya terpisahkan jarak kurang
lebih 400 meter tersebut memiliki nama yang disesuaikan dengan
negara penjajah yang berkuasa saat gua tersebut di bangun. Gua
Belanda yang dibangun pada tahun 1918 memiliki umur yang sedikit
lebih tua dibandingkan "adik"-nya Gua Jepang yang baru dibangun
pada tahun 1942.
Gelap dan lembap mendominasi suasana di kedua gua tersebut.
Ukuran gua yang cukup besar ditambah dengan lorong-lorong ventilasi
udara di beberapa sudut, mengakibatkan suasana didalam gua tidaklah
pengab. Namun lorong-lorong panjang dan banyaknya persimpangan
didalam gua tersebut cukup membingungkan bagi mereka yang
pertamakali memasuki gua tersebut. Pada Gua Belanda sebenarnya
sudah terdapat instalasi penerangan pada bagian tengah atas gua.
Sayang sekali fasilitas tersebut tidak lagi berfungsi dengan baik,  | |  | |  | | |
| | | [navigasi.net] Tempat Bersejarah - Gua Jepang + Belanda Lorong-lorong yang berada dalam Gua Belanda, Nampak pada bagian dindingnya sudah dilapisi dengan semen, sementara pada bagian atas terdapat instalasi penerangan yang sudah ada sejak dulu | |  | |  | atau mungkin memang sengaja tidak diaktifkan untuk memberi peluang
pada penduduk sekitar menawarkan jasa penyewaan lampu senter.
Untunglah kami membawa head lamp (lampu senter yang terikat
dikepala) sehingga praktis kebutuhan akan penerangan sebenarnya
bukan suatu masalah lagi, namun menikmati gua tanpa tahu cerita
dibaliknya akan menjadikan wisata kali ini kurang menarik. Tanpa
pikir panjang kamipun langsung meng-iya-kan saat salah seorang
penduduk menawarkan jasa untuk memandu kami.
Berbagai cerita mengalir dari mulut pemandu kami. Penjelasan
fungsi dari tiap-tiap sudut gua yang kami kunjungi mengalir dengan
lancar. Disalah satu tempat dari gua Belanda, dengan nada bangga
pemandu kami menjelaskan bahwa lokasi tersebut merupakan
lokasi yang pernah digunakan sebuah acara stasiun telivisi swasta
untuk uji keberanian.
 | |  | |  | | |
| | | [navigasi.net] Tempat Bersejarah - Gua Jepang + Belanda Salah satu lorong Gua Belanda dimana terdapat relung pada sisi gua yang diperuntukkan untuk tempat radio pemancar | |  | |  |
"Banyak yang kesurupan pak, bahkan ada pula pengunjung yang
berhasil memotret penampakan mahluk halus di tempat ini", ujarnya.
Penasaran akan cerita tersebut, saya putuskan untuk ikut memotret
lokasinya, dengan harapan mungkin ada yang mau mejeng dan
bisa di share unutk pengunjung situs navigasi.net. Sayang sekali,
hasil pemotretan yang ada sama sekali tidak memeberikan hasil
seperti yang diharapkan. Mungkin 'para penghuni' gua ini
udah capek berpose untuk publikasi umum.
Didalam Gua Belanda masih bisa ditemui lokasi penempatan radio
pemancar kuno. Pada salah satu lorong gua juga terdapat rel
kereta/lori yang berada di lantai gua. Konon gua ini dulunya
digunakan sebagai markas militer, penjara, tempat penyimpanan
senjata dan juga tempat pembangkit listrik tenaga air. Sebuah
relung gua kecil tak jauh dari gua utama dan terletak sedikit
diatasnya, dulunya digunakan sebagai tempat pos jaga.
Adapun Gua Jepang sendiri, berlokasi kurang lebih 150 meter dari
Gua Belanda. Agak sedikit membingungkan mengapa bangsa jepang
bersusah payah membangun sebuah gua lagi dengan lokasi yang tidak
terlalu jauh dari gua Belanda. Pemandu kami-pun tidak bisa
memberikan jawaban yang pasti akan alasan mengapa hal ini
terjadi.
 | |  | |  | | |
| | | [navigasi.net] Tempat Bersejarah - Gua Jepang + Belanda Pemandangan sebelah luar dari Gua Jepang | |  | |  |
Berbeda dengan Gua Belanda yang telah mengalami renovasi di
beberapa bagiannya, Gua Jepang masih memiliki struktur bangunan
seperti asalnya. Dinding-dinding gua dari batu karang yang keras
masih belum dilapisi dengan semen seperti apa yang terjadi pada gua
belanda. Di dalam gua ini juga tidak terdapat instalasi penerangan.
Sepertinya gua ini belum selesai sepenuhnya semenjak dibuat tahun
1942. Bukan hal yang aneh, melihat dinding gua yang keras pastilah
membutuhkan waktu yang lama untuk membikin gua selebar dan seluas
itu. Terlebih pada saat itu alat yang digunakan untuk membuat gua
masih berupa alat-alat tradisional semacam linggis dan cangkul yang
tentunya dibutuhkan pekerja dalam jumlah yang banyak sekali.
Kedua gua tersebut memang merupakan bagian saksi sejarah yang
mewarnai perjuangan bangsa Indonesia. Telah banyak korban yang
berjatuhan untuk membangun kedua gua tersebut. Keberadaan kedua gua
tersebut nampaknya pantas menjadi bukti masa lalu yang coba
mengingatkan bahwa bagaimanapun juga perang ataupun penjajahan
adalah salah satu bentuk karya manusia untuk menghancurkan dirinya
sendiri, suatu hal yang sebaiknya tidak boleh terjadi lagi di
masa-masa mendatang.
|