 | |  | |  | | |
| | | [navigasi.net] Air Terjun - Maribaya Air terjun lain yang berlokadi didekat peintu masuk. Rumah yang ada dalam foto ini adalah mushola, dan disamping kiri dari mushola (tidak tampak dalam foto) tersedia tempat penginapan | |  | |  | Maribaya berasal dari nama seorang perempuan sangat cantik yang
menjadi sumber kehebohan bagi kaum laki-laki. Saking terpesona oleh
kecantikannya, pemuda-pemuda di kampungya sering cekcok sehingga
sewaktu-waktu bisa terjadi pertumpahan darah. Itulah gambaran
keindahan Maribaya tempo dulu. Karena keindahan dan kenyamanan
wilayah itu, lokasi pemandian air hangat itu diabadikan dengan nama
Maribaya. Keelokan pemandangan disertai desiran air terjun
digambarkan bagai seorang gadis cantik jelita yang membuat setiap
pemuda bertekuk lutut. Namun, apakah objek wisata Maribaya saat ini
masih seperti dulu yang membuat setiap orang ingin menyambanginya ?
Sejak mulai dikembangkan tahun 1835 oleh Eyang Raksa Dinata,
ayah Maribaya, lokasi objek wisata itu berhasil mengubah kehidupan
Eyang Raksa Dinata yang sebelumnya hidup miskin menjadi
berkecukupan. Banyak orang yang berkunjung ke tempat tersebut.
Mereka tidak hanya datang untuk berekreasi menghirup udara segar
alam pengunungan dan perbukitan, tetapi banyak juga yang berobat
dengan cara berendam di air hangat.
 | |  | |  | | |
| | | [navigasi.net] Air Terjun - Maribaya Limpahan air terjun Curug Omas yang mengalir dengan derasnya | |  | |  |
Eyang Raksa Dinata yang sebenarnya hanya ingin menghindari
pertumpahan darah di kampungnya, malah mendapat berkah kekayaan
setelah mengelola sumber air panas mineral yang dapat dipergunakan
untuk pengobatan itu. Keluarga Maribaya memperoleh penghasilan dari
para pengunjung yang datang berduyun-duyun.
...............................................
Malam pukul dua dini hari, kendaraan roda empat yang saya
gunakan melintas perlahan diantara dinginnya bumi parahyangan.
Susana yang sedikit gerimis dan berkabut, semakin memaksa
mata saya untuk selalu awas meneliti setiap kelokan yang ada
diantara perbukitan. Maribaya, itulah arah kemana kendaraan ini
hendak dituju. Saat itu memang bukan waktu yang tepat untuk
berkunjung, meskipun satpam penjaga mengatakan bahwa wisata
maribaya buka 24 jam, tentunya gelapnya malam akan menjadikan
sebagian pesona yang ada disana tidak bisa dinikmati. Tak apalah,
setidaknya saya masih bisa berendam air hangat untuk relaksasi
menghilangkan keletihan setelah berkendara selama kurang lebih 3
jam dari Jakarta. Esok pagi, saat mentari kembali menuaikan
tugasnya toh saya masih bisa menikmatinya dengan semangkuk bakso
panas.
Maribaya memang merupakan salah satu objek wisata andalan bagi
pemda Kabupaten Bandung. Objek wisata ini dulu terkenal dengan
pemandaian air panasnya, namun belakangan ini jadi tenggelam
setelah objek wisata pemadian air panas Sari Ater - Subang di
buka. Lokasi wisata Sari Ater jauh lebih strategis karena berada di
jalan raya Bandung-Subang. Pengunjung tak perlu repot-repot sengaja
masuk ke jalur wisata dan melewati Pasar Lembang yang semrawut,
seperti jika hendak mengunjungi Maribaya.
 | |  | |  | | |
| | | [navigasi.net] Air Terjun - Maribaya Nampak sekelompok anak muda sedang melakukan pengambilan gambar/foto, tidak memperdulikan bajunya yang mulai basah terkena percikan air | |  | |  |
Selain sebagai tempat wisata pemandian air panas, dilokasi ini
juga terdapat air terjun yang cukup besar. Curug Omas, dengan
ketinggian kurang lebih 30 meter nampaknya juga menjadi daya tarik
tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung kesana. Adanya fasilitas
dua jembatan pengamat dari sisi bagian atas dan bawah juga
memberikan kemudahan bagi pengunjung untuk bisa lebih leluasa
menikmati air terjun tanpa perlu takut menjadi basah.
Pengunjung bisa juga "bermalas-malasan" di areal sekitar air
terjun sambil tiduran diatas tikar yang disewakan oleh penjaja
cilik. Penjaja cilik itu juga dengan sigap membantu memesankan
makanan yang diinginkan pengunung kepada penjual makanan yang
berada di sekitar. Udara yang dingin dan pepohonan yang rindang
ditambah pula dengan gemuruh suara air terjun dari kejauhan,
menjadikan objek wisata ini ramai dikunjungi dihari-hari libur atau
akhir pekan.Sekelompok anak muda saat itu tampak bersenda gurau
dibawah sebuah limpahan air terjun. Beberapa pose "konyol" nampak
jelas mengiringi saat dilakukan pengambilan gambar oleh salah
seorang rekannya. Baju yang basah terkena biasan air terjun, malah
semakin mengeraskan sara tawa dan senda guaru mereka :D
 | |  | |  | | |
| | | [navigasi.net] Air Terjun - Maribaya Jembatan pertama yang berada pada bagian atas dari Curug Omas, memungkinkan pengunjung untuk menikmati limpahan air terjun dari jarak dekat | |  | |  |
Disudut lain tampak sekelompok pengunjung tengah asik
memberi makan kepada kera liar yang ada pada lokasi wisata ini.
Kera-kera tersebut terkadang cukup berani untuk mendekati
pengunjung, mengharapkan lemparan makanan dan saling berebutan
dengan kera lainnya. Jerit anak kecil yang berteriak kegirangan
melihat polah kera-kera tersebut menambah ramai suasan yang ada.
Namun ada pula yang tampak bersembunyi dibalik kaki orang tuanya
ketika seekor kera mencoba mendekati.
Secara keseluruhan, dari pengamatan saya, objek wisata Maribaya
nampaknya lebih banyak dikunjungi sebagai objek wisata air terjun
daripada objek wisata pemandian air panas. Memang masih terdapat
pengunjung yang memanfaatkan air panas yang ada di objek wisata ini
sebagai salah satu pengobatan alternatif terhadap beberapa jenis
penyakit, namun bila dilihat secara sekilas, pengunjung yang datang
cenderung lebih menikmati pesona air terjun atau bersantai-santai
dibawah rindangnya pepohonan.
|