Login

 

 
 

Artikel: Lain-lain - Batu Malin Kundang

 

 artikelgalerilokasiforum

 


[navigasi.net] Lain-lain - Batu Malin Kundang
Batu yang menyerupai orang "bersujud" dan dipercayai oleh masyarakat setempat sebagai penjelmaan dari Malin Kundang yang berubah menjadi batu karena durhaka kepada orang tua

Telah dilihat: 6810x

Penulis

:

   Irwin Ismail

Referensi

:

-

 

Lokasi

:

Air Manis;Padang Selatan;Kot. Padang

Koordinat GPS

:

S0.993417 - E100.364167

Ketinggian

:

1 m

Fotografer

:

 

 

 

 

 

Tanggapan: 0 

 

 

Galeri: 4 

 



[navigasi.net] Lain-lain - Batu Malin Kundang
Sisa-sisa atau onggokan kapal yang digunakan oleh Malin Kundang yang iktu berubah menjadi batu
Sebenarnya saya ‘mampir’ kesini, karena penasaran saja dan itu terjadi kira-kira pertengahan 2004 yang lalu. Batu Malin Kundang terletak di daerah Air Manis, dan dapat ditempuh sekitar setengah jam-an dari kota Padang kearah Selatan. Tidak ada petunjuk dan tanda-tanda yang jelas di pinggir jalan raya untuk masuk ke sana. Track menuju lokasi wisata ini sudah saya upload ke navigasi.net, sehingga bagi pengunjung yang ingin datang berkunjung cukup mengikuti saja track yang sudah ada, tanpa perlu report atau bingung lagi menentukan arah. Dinas pariwisata setempat pun sepertinya tidak acuh dengan tempat ini, suatu hal yang patut disayangkan mengingat legenda Malin Kundang si anak durhaka tentunya sudah cukup akrab ditelinga masyarakat Indonesia, yang tentunya akan menaikkan minat turis lokal umumnya untuk mengunjungi objek wisata ini.


[navigasi.net] Lain-lain - Batu Malin Kundang
Tumpukan tali jangkar kapal, yang konon sudah tidak asli lagi
Dari informasi yang saya peroleh sebelumnya, jalan menuju lokasi ini agak sulit karena harus melewati bukit yang sempit, terdapat beberapa kelokan tajam serta dan dibeberapa bagian ada yang agak rusak kondisi jalannya .Ternyata, saya beruntung kali ini, jalan yang ada dan saya lewati ternyata lumayan bagus, memang terdapat beberapa bagian yang agak sempit sehingga apabila berpapasan dengan mobil lain menuntut kewaspadaan. Tapi itu berarti saya tidak perlu lagi untuk jalan kaki naik-turun bukit itu, bukan ?

Saya datang hari Minggu pagi, pintu masuk kesana dijaga oleh beberapa pemuda setempat yang memang mencari nafkah dari keluar masuknya kendaraan pribadi. Tidak nampak seorangpun petugas dari dinas pariwisata yang jaga. Lokasi parkir di objek wisata ini hanya berupa "parkir darurat" di tepi pantai dan itupun kita masih harus rela merogoh kocek lagi untuk membayar ongkos sewa parkir kepada pemuda yang lain . Dari tempat parkir ini masih perlu jalan kaki sejauh kira-kira 100 meter untuk menuju lokasi ‘situs’ kapal Malin Kundang-nya. Sebuah jembatan bambu darurat diatas aliran sungai kecil yang mengalir ke pantai, mesti dilalui untuk mencapai lokasi dan sekali lagi kita harus rela membayar uang jasa kepada pemuda tanggung atas "jasa"-nya yang telah memelihara jembatan bambu tersebut.


[navigasi.net] Lain-lain - Batu Malin Kundang
Jembatan darurat terbuat dari bambu yang mesti dilalui bila ingin menuju lokasi

Nah sekarang sampai deh di ‘situs’ Malin Kundang-nya. Sekeliling ‘deck kapal’nya memang terlihat seperti kapal yang pecah bagian tengahnya, sehingga yang kelihatan timbul hanya bagian depan dan belakang saja. Beberapa onggokan sisa badan kapal masih bisa terlihat jelas di lokasi ini. Beberapa tali jangkar kapal tampak berserakan, namun sebuah kabar yang saya dengar bahwa tali yang ada di lokasi tersebut tidak semuanya merupakan tali jangkar asli yang ada saat perahu malin Kundang berlabuh, namun merupakan hasil karya mahasiswa senirupa untuk ebih menghidupkan suasana. Terlepas dari benar atau tidaknya berita tersebut namun bagi saya yang sangat menarik lagi, (and I don’t believe this) adalah sisa batuan seperti ter-erosi yang membentuk tubuh manusia membungkuk dan agak menelungkup ke tanah, persis di bagian ‘kapal’ yang pecah itu. Nah batu itulah yang oleh masyarakat setempat dipercayai sebagai batu penjelmaan Malin Kundang yang telah berubah menjadi batu akibat telah durharka kepada orang tuanya.

Eh.. yang namanya legenda, boleh percaya boleh tidak. Saya pilih yang terakhir aja deh. Batu Malin Kundang, ceritanya membuat banyak orang penasaran untuk datang. Sayang, tempat ini tidak dikelola dengan baik oleh Pemda setempat.

navigasi.net 2003 - 2024