Login

 

 
 

Artikel: Kerajinan - Ukir Kayu, Betung

 

 artikelgalerilokasiforum

 


[navigasi.net] Kerajinan - Ukir Kayu, Betung

Telah dilihat: 10161x

Penulis

:

   hantulaut

Referensi

:

-

 

Lokasi

:

-;Pemayung;Batanghari

Koordinat GPS

:

S1.587611 - E103.424361

Ketinggian

:

21 m

Fotografer

:

 

 

 

 

 

Tanggapan: 0 

 

 

Galeri: 4 

 


Seorang teman baru saja menutup telpon, dia minta dibawakan oleh oleh dari Jambi.

Sejenak terdiam, mau dibawakan apa kawan satu ini? Di Jambi agak sulit mencari oleh oleh sesuai selera teman itu. Ada pasar keramik didekat pasar tua terbesar di Jambi, pasar Angsoduo, tapi jelas dia tidak akan suka benda pecah belah.  Keramik yang didatangkan dari Batam ini lebih disukai oleh para ibu rumahtangga untuk menghiasi rumahnya (saya juga malas berat-berat disuruh membawa barang pecah belah hingga kedalam kabin pesawat).  Mencari makanan khas Jambi pun tak ada. Berbeda dengan Medan yang terkenal dengan “teri Medan” atau “Bika Ambon”nya, disini amat sulit mencari pangan khas asli Jambi.  Tidak ada brosur wisata yang menyebutkan keterangan dimana tempat yang paling bagus membeli oleh oleh di Jambi. Kain tenun pun tidak ada disini.


[navigasi.net] Kerajinan - Ukir Kayu, Betung

Besoknya, seorang kawan asli Jambi mengajak saya pergi melihat kerajinan ukir kayu di desa Betung, Kabupaten Batanghari, tepatnya menuju arah Barat dari kota Jambi. Jadilah, kami bertiga segera meluncur kesana naik mobil. Saya ingin membawakan satu item kayu ukir yang cantik dengan bentuk cukup kecil dan mudah ditenteng kedalam pesawat tanpa ada resiko pecah ditengah jalan.  Butuh waktu 45 menit lebih untuk tiba dilokasi itu, cukup jauh dan terpencil melewati hutan dan padang savana. Dijalan saya bertemu dengan beberapa truk pengangkut kayu hutan yang belum diolah. Kata teman, itu kayu curian. Jambi dikenal dengan hasil hutannya memang, dan hutan disini termasuk yang dijarah secara serakah tanpa  mengikuti aturan regulasi jelas. Penjarahan merajalela hingga masuk ke hutan konservasi di “Bukit Duabelas” dan “Taman Nasional Kerinci”.

Saya teringat nasib suku Anak Dalam yang tinggal disekitar hutan Bukit Duabelas dan Kerinci. Nasib mereka sebagai “ahli waris sah” hutan ulayat menjadi terpinggirkan karena “halaman rumah” mereka dibabat oleh penebang hutan liar. Hutan sebagai sumber dan napas hidup mereka kian menyusut.  

Saya pernah diberi hadiah persahabatan kecil oleh salah satu Tumenggung – sebutan bagi ketua adat-- dari suku Anak Dalam berupa kalung mistik yang disebut “kalung Sebalik Sumpah”. Kalung ini hanya dibuat dari rangkaian biji pohon Sebalik Sumpah, demikian mereka menyebutnya. Pohon ini langka sekali, hanya dapat ditemui setelah berjalan kedalam hutan lebat berhari hari. Cara mengambilnya pun harus disertai “merayu” pohon itu agar mau merelakan bijihnya diambil oleh suku Anak Dalam disertai rayuan pantun dan desahan mantra yang lama dan panjang. Setelah itu baru bisa diambil. Konon, jika pakai kalung ini, siapapun yang menyumpahi kita (memaki kasar), maka sumpah serapah itu akan berbalik menimpa orang yang memaki kita. Mungkin, kelak, tidak akan ada lagi pohon yang akan “dirayu” dengan pantun puitis apabila penebangan liar masih merajalela. Mereka manusia hutan, hidup dihutan, dan kini hutan rumah mereka kian menyusut. Nasib mereka tinggal menunggu waktu saja .


[navigasi.net] Kerajinan - Ukir Kayu, Betung

Tibalah kami didesa yang dituju. Hanya ada beberapa toko semi permanent dari bangunan kayu yang menjual ukir kayu khas Betung. Saya melongok kedalam, yaaa ampun!... semuanya ukir kayu dalam bentuk raksasa!  Mendadak, timbul sikap malas saya membayangkan harus membeli satu item ukiran disitu dan membawanya hingga pulang ke Jakarta. Pengrajin disini ternyata menjual satu set meja dan kursi yang terbuat dari kayu utuh atau akar kayu tanpa sambungan. Luarbiasa berat dan berukuran super besar. Jangan tanya lagi bagaimana beratnya meja kursi ini. Saya yakin, membeli satu set ukiran ini, dijamin meja dan kursi ini bisa diwariskan hingga tujuh turunan! Awet dan tahan lama, pasti!

Bahan baku ukir kayu ini kebanyakan berasal dari kayu jenis Rengas, Meranti, dan beberapa dari Jelutung. Untuk kayu Rengas, jenis ini dalam habitat aslinya sangat gatal dan dapat menyebabkan kulit melepuh. Sekali kita menyenggol pohon Rengas, maka dijamin kita akan memekik panas dan gatal luarbiasa. Penduduk disini mengolah kayu ini dengan cara membakarnya terlebih dahulu agar getahnya yang beracun dapat hilang, sehingga  kayunya bisa ditebang dan diolah.

Seluruh sudut toko saya ikuti mencari beberapa item yang layak untuk dipajang dimeja teman saya. Akhirnya saya menemukan pilihan asbak kayu atau ukir kayu ikan Arowana. Cuma ini saja, lainnya tidak ada. Karena tidak mempunyai pilihan lain yang lebih beragam, saya membeli asbak kayu. Lumayanlah, daripada jauh-jauh datang kesini tapi tidak membeli apapun, lebih baik membawa satu oleh-oleh.

navigasi.net 2003 - 2024