Pemandangan spektakular pada ketinggian 30,000ft dari jendela
sebelah kiri pesawat Surabaya-Denpasar melahirkan sebuah pertanyaan
tentang lokasi sebuah danau berwarna hijau tosca di ketinggian
2,000-an meter. Danau tsb sepertinya berada didalam kawah dengan
dinding kaldera setinggi 300-500m. Sebuah puncak gunung menjulang
berada disampingnya. Asap putih yang mengepul dari salah satu
kawahnya membumbung tinggi ke udara, menjadikannya kontras dengan
lingkungan sekitarnya yang berwarna hijau jade.
Kawah tsb. ternyata bernama kawah Ijen, terletak di Banyuwangi,
Jawa Timur. Spot ini pernah dipublikasikan dan terkenal di Perancis
melalui Tayangan Ushuwaia Adventure yang memperlihatkan Nicolai
Hulot sang-penjelajah, duduk diatas perahu karet bercerita ttg
asal-usul danau Ijen dengan derajat keasaman nol, memiliki
kedalaman 200 meter. Keasamannya cukup kuat untuk melarutkan
pakaian dan jari jemari. Pandangan bird view kamera helikopter itu
kemudian beralih ke tepi kaldera yang memperlihatkan penambang2
kawah ijen sedang berjuang mendaki memikul puluhan kilogram
muatannya.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Gunung/Kawah - Ijen | | | | |
Kawah Ijen ternyata mudah untuk dikunjungi melalui Banyuwangi
atau Bondowoso. Keunikan yang utama dari wisata Kawah Ijen selain
dari pada panoramanya yang sangat indah adalah melihat penambangan
belerang tradisional yang diangkut dengan cara dipikul tenaga
manusia. Penambangan tradisional ini konon hanya terdapat di
Indonesia saja (Welirang dan Ijen). Beban yang diangkut
masing-masing per orangnya sampai seberat 85kg. Beban ini luar
biasa berat buat kebanyakan orang, manakala belerang diangkut
melalui dinding kaldera yang curam dan 800m menuruni gunung sejauh
3km. Penghasilan yang diterima seorang pemikul rata-rata 25 ribu
rupiah per harinya, atau sekitar 300 rupiah per kilonya. Seorang
pemikul biasanya hanya mampu membawa turun satu kali setiap
harinya, karena beratnya pekerjaan. Beberapa ratus meter terdapat
sebuah bangunan bundar kuno peninggalan Belanda bertuliskan
“Pengairan Kawah Ijen”, yang sekarang disebut sebagai
Pos Bundar, sebuah pos dimana para penambang menimbang muatannya
dan mendapatkan secarik kertas tentang muatan dan nilainya.
Perjalanan wisata ke kawah Ijen, dimulai dari Paltuding 1,600
mdpl, sebuah pos Perhutani di kaki gunung Merapi- Ijen. Dari sini
jalan tanah menanjak ke ketinggian 2,400m dpl dengan waktu tempuh 2
jam jalan santai. Sepanjang perjalanan banyak berpapasan dengan
pemikul belerang yang ramah bertukar salam. Tiba di bibir kawah,
pemandangan menakjubkan berada di depan mata. Sebuah danau hijau
tosca dengan diameter 1 km berselimutkan kabut dan asap belerang
berada jauh dibawah. Penambang-penambang belerang terlihat kecil
dari atas. Untuk menuju ke sumber penghasil belerang tsb., kita
perlu menuruni bebatuan tebing kaldera melalui jalan setapak
yang dilalui penambang. Sapu tangan basah sangat diperlukan, karena
seringkali arah angin bertiup membawa asap menuju ke jalur
penurunan.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Gunung/Kawah - Ijen | | | | |
Didasar kawah, sejajar dengan permukaan danau terdapat tempat
pengambilan belerang. Asap putih pekat keluar menyembur am pipa
besi yang dihubungkan ke sumber belerang. Lelehan 600oC fumarol
berwarna merah membara meleleh keluar dan membeku karena udara
dingin, membentuk padatan belerang berwarna kuning terang.
Terkadang bara fumarol menyala tak terkendali, yang biasanya
segera disiram air untuk mencegah reaksi piroporik berantai.
Batu-batuan belerang ini dipotong dengan linggis dan diangkut kedlm
keranjang. Bernapas dlm lingkungan spt. ini dibutuhkan perjuangan
tersendiri, para penambang umumnya bekerja sambil menggigit kain
sarung atau potongan kain seadanya sebagai penapis udara.
Selain langsung menuju muka danau, berkeliling kaldera dpt
dilakukan dengan memakan waktu kurang lebih seharian penuh.
Pendakian ke kawah Ijen umumnya disarankan dimulai pada pagi hari.
Demi alasan keamanan, pendakian ke kawah ijen dari Paltuding
ditutup selepas pukul 14:00, karena pekatnya asap dan kemungkinan
arah angin yang mengarah ke jalur pendakian. Untuk mengejar
perjalanan di pagi hari, pengunjung disarankan menginap di lokasi
terdekat di Bondowoso, kota pegunungan yang bersih, atau di
Situbondo sebuah kota pantai. Jika anda menyukai suasana
perkebunan, tempat yang berkesan untuk bermalam adalah Guest House
Perkebunan Kopi PTP Nusantara XII di Kalisat, Jampit. Guest house
ini terletak didalam kompleks perumahan perkebunan pada ketinggian
sekitar 1,200 mdpl. Selain itu juga tersedia Pondok Wisata di
Paltuding yang cukup bersih, atau membuka tenda di bumi perkemahan
Paltuding. Temparature rata-rata di sekitar kawah Ijen adalah 13 oC
di siang hari dan 2 oC di malam hari.
Untuk mencapai kawah Ijen saat ini tidaklah terlalu sulit.
Terdapat dua cara, pertama melalui kota Banyuwangi sejauh 38 km ke
barat melalui Licin, Jambu, Paltuding (1,600 mdpl). Cara kedua
orang adalah melalui kota Bondowoso ke timur melalui Wonosari,
Sempol (800 mdpl), Paltuding sejauh 70 km. Cara kedua ini paling
banyak ditempuh orang karena melalui jalan aspal mulus, sedangkan
cara pertama melalui jalan makadam dengan tanjakan yang cukup
curam. Turis asing selepas kunjungan di Bromo biasanya datang
melalui Bondowoso, kembali melalui Banyuwangi, terus ke Bali dan
Lombok.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Gunung/Kawah - Ijen | | | | |
Rute dari Bondowoso ini melalui daerah terbatas areal perkebunan
kopi, dengan tiga pintu gerbang yang berbeda. Di setiap pintu
gerbang kita diminta untuk mengisi buku tamu dan tujuan perjalanan.
Pemandangan di rute ini sangat bagus, dengan kebun kopi arabikanya
yang hijau teratur, hutan pinus Perhutani dan hutan perawan Cagar
Alam Ijen-Merapi yang lebat. Kunjungan singkat satu hari dapat
dilakukan, namun bermalam di perkebunan kopi adalah pilihan yang
tepat. Tersedia paket agro-wisata mengunjungi kebun kopi dan unit
pemrosesan biji kopi yang patut dipertimbangkan.
|