| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Budaya - Minangkabau | | | | | Dataran tinggi Minangkabau terletak dibagian tengah Bukit
Barisan, pegunungan yang membujur hampir sepanjang pulau Sumatra
itu sendiri, tepatnya di-Sumatra Barat, mungkin merupakan daerah
yang paling subur di-Indonesia. Sepanjang mata memandang, yang
nampak hanya lembah yang hijau, riam, air terjun dan danau-danau.
Masyrakat Minangkabau adalah suatu masyarakat yang menganut
sistim Matriarileneal dimana garis Ibu lebih dominan dan hukum
kewarisan mengikuti garis Ibu, yang mungkin satu-satunya
di-Indonesia. Konon, masyarakat Negeri Sembilan dibagian barat
semenanjung Malaysia yang diyakini berasal dari Ranah Minang,
juga memiliki masyarakat yang Matrilineal, seperti ditanah
leluhur mereka.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Budaya - Minangkabau | | | | | Masyarakat Minangkabau juga dikenal sebagai suatu masyarakat yang
sangat religious. Ada pepatah yang mengatakan, dimanapun kita
berdiri diranah Minang, dapat dipastikan kita akan mendengar
kumandang Adzan, panggilan untuk beribadah lima waktu. Kearah
manapun kita menengok, hampir dipastikan kita akan melihat kubah
sebuah Mesjid, minimal sebuah Surau dengan arsitektur Minang yang
khas.
Arsitektur Minang memiliki gaya yang khas dan unik, khususnya
“Rumah Gadang”. Salah satu yang konon tertua, berdiri
sejak lebih dari 400 tahun yang lalu, dapat dijumpai diselatan
Batu Sangkar.
Kekhasan arsitektur Minang ini tertutama pada bentuk atapnya.
Ada yang menganggap bentuk itu seperti “pelana kuda”,
tetapi sebahagian besar cenderung mengatakan bentuknya seperti
“tanduk kerbau”, sebagaimana yang tersirat dalam kata
Minangkabau. Salah satu bentuk khas arsitektur Minang yang sangat
cantik dan megah, adalah Istana Sultan Pagaruyung
(S0.471900 - E100.620333).
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Budaya - Minangkabau | | | | | Bukit Tinggi (S0.307450 - E0.000000), terkenal dengan
“Jam Gadang”, yang berdiri megah ditengah-tengah
kota. Kalau kita perhatikan, angka Romawi 4 pada jam tersebut,
bukannya dituliskan sebagai IV, tetapi dituliskan “alla
Minang” yaitu IIII ……. Konon orang Minang
terkenal “keras kepala” …….. sebab
kalau kepala kita tidak keras, itu kan bukan kepala namanya
…..?
Kota yang cantik ini seolah-olah bertengger dibukit menghadap
“Ngarai Sianok” atau Grand Canyon-nya Minangkabau
Di-Bukittinggi dapat dijumpai Benteng De Cock (Fort De Cock
– S0.300500 - E100.367583), konon sebagai menara penjaga
yang dikelilingi oleh canon-canon menghadap kesegala penjuru,
yang didirikan beberapa ratus tahun yang lalu oleh colonialist
Belanda pada masa penjajahan.
Salah satu kota yang unik diranah Minang adalah: Kuto Gadang
(S0.333383 - E100.353833). Meskipun menyandang nama
“gadang” yang berarti “besar”, kota itu
sendiri adalah sebuah kota kecil, yang berada dilembah Sianok,
tetapi kota kecil ini mempunyai hikayat yang besar. Dari kota
kecil ini menghasilkan banyak cendekiawan-cendikiawan Minang
“nan Gadang” atau nama-nama yang besar, seperti
almarhum Haji Agus Salim, almarhum Muhammad Natsir dan nama-nama
besar lainnya.
| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Budaya - Minangkabau | | | | | Tragisnya, kota Gadang ini seperti sebuah kota yang
“kosong”, banyak rumah-rumah tua yang penuh dengan
hikayat ini dibiarkan kosong, ada yang dipugar banyak pula yang
dibiarkan tidak terawat dengan baik, karena para penghuninya
umumnya adalah orang Minang yang berhasil dirantau.
Masalah makanan, bagi tourist lokal tidak menjadi masalah,
karena sudah terbiasa dengan restaurant Padang yang tersebar
diseantero Nusantara, bahkan dipulau Jawa, Warung Padang jauh
lebih banyak dari “Warteg”... Namun bagi yang
tidak mempermasalahkan “kolasterol”, ada sebuah
restaurant yang sangat terkenal yang hanya menjual “Sate
Padang” dengan sausnya yang khas: Restaurant Mak Syukur
namanya, yang berada dikota Padang Panjang (S0.462933 - E100.399967).
Konon dalam kunjungan Perdana Menteri Abdullah Badawi,
ketanah leluhurnya diranah-Minang, SBY mengajak beliau singgah
kerestaurant tersebut untuk bernostalgia: Kampuang nan jauh
dimato ….
Yang juga cukup menarik untuk dicatat ialah warna atau simbol
Minangkabau yang terdiri dari 3 warna yang mirip dengan bendera
German. Kita bisa saksikan umbul-umbul dengan ketiga warna ini
dimana-mana. Mulanya saya pikir ada kesebelasan German yang
bertandang ke-Ranah Minang ...
Pada seorang turis German yang saya jumpai disebuah gubuk
panorama yang banyak terdapat disepanjang jalan antara Padang
– Bukittinggi saya katakan bahwa kelihatannya masyarakat
Minang ini sedang menyambut kalian, lihat saja itu bendera atau
atribut German dimana-mana. Dengan logat German yang kental, dia
menjawab: “Ya ya, that make me feel a bit at home here,
fantastic land with charming people ..”
|