| | | | | | |
| | | [navigasi.net] Budaya - Candi Tegowangi Pilar-pilar polos yang menghubungkan badan dan kaki candi dan diperkirakan seharunya berisi relief yang belum selesai dikerjakan | | | | | Menurut Kitab Pararaton candi ini merupakan tempat Pendharmaan
Bhre Matahun. Sedangkan dalam kitab Negarakertagama dijelaskan
bahwa Bhre Matahun meninggal tahun 1388 M. Maka diperkirakan
candi ini dibuat pada tahun 1400 M dimasa Majapahit karena
pendharmaan seorang raja dilakukan 12 tahun setelah raja
meninggal dengan upacara srada.
Secara umum candi ini berdenah bujursangkar menghadap ke barat
dengan memiliki ukuran 11,2 x 11,2 meter dan tinggi 4,35 m.
Pondasinya terbuat dari bata sedangkan batu kaki dan sebagian
tubuh yang masih tersisa terbuat dari batu andesit. Bagian kaki
candi berlipit dan berhias. Tiap sisi kaki candi ditemukan tiga
panel tegak yang dihiasi raksasa (gana) duduk jongkok; kedua
tangan diangkat ketas seperti mendukung bangunan candi. Di
atasnya terdapat tonjolan - tonjolan berukir melingkari candi
diatas tonjolan terdapat sisi genta yang berhias.
Pada bagian tubuh candi ditengah-tengah pada setiap sisinya
terdapat pilar polos yang menghubungkan badan dan kaki candi.
Pilar-pilar itu tampak belum selesai dikerjakan. Di sekeliling
tubuh candi dihiasi relief cerita sudamala yang berjumlah
14 panil yaitu 3 panil disisi utara, 8 panil disisi barat dan 3
panil sisi selatan. Cerita ini berisi tentang pengruatan
(pensucian) Dewi Durga dalam bentuk jelek dan jahat menjadi Dewi
Uma dalam bentuk baik yang dilakukan oleh Sadewa, tokoh bungsu
dalam cerita Pandawa. Sedangkan pada bilik tubuh candi terdapat
Yoni dengan cerat (pancuran) berbentuk naga. | | | | | | |
| | | [navigasi.net] Budaya - Candi Tegowangi Relief cerita Sudamala yang berisi tentang pengruatan (pensucian) Dewi Durga dalam bentuk jelek dan jahat menjadi Dewi Uma dalam bentuk baik yang dilakukan oleh Sadewa | | | | |
Dihalaman candi terdapat beberapa arca yaitu Parwati
Ardhenari, Garuda berbadan manusia dan sisa candi di sudut
tenggara. Berdasarkan arca-arca yang ditemukan dan adanya Yoni
dibilik candi maka candi ini berlatar belakang agama Hindu ?
(Sumber: artikel di lokasi wisata)
...............................
Candi Tegowangi menepati sebuah areal yang cukup luas dan
terbuka. Areal wisata arkeologi ini juga terawat dengan baik,
tidak terlihat sampah bertebaran kecuali daun-daun kering
pepohonan dalam jumlah yang juga tidak terlalu banyak. Didekat
gerbang masuk anda akan menjumpai sebuah peternakan lebah milik
penduduk setempat yang bisa dijadikan nilai tambah tersendiri
saat berkunjung. Sebagai orang yang awam sekali dengan tatacara
beternak lebah, melihat kotak kayu berisi sarang lebah penuh madu
saya sangat tertarik sekali untuk mencicipinya. Rasa madu murni
beserta sarangnya memberikan sensasi sendiri didalam mulut,
serasa makan "kerupuk" madu. Sebotol madu murnipun akhirnya kami
beli, sebagai media penambah tenaga selama perburuan objek
arkeologi di Kabupaten Kediri.
|